Langsung ke konten utama

Procrastination

Sudah beberapa hari ini diriku merasa malas untuk ke kampus. Walaupun demikian, setiap pukul 8.30 diriku sudah ready di bus stop menunggu STAGECOACH dengan no. 40 dan 39 jurusan kampus tercinta, Newcastle University. Dalam hati, ketika niatan untuk tidak ngampus datang, si setan putih membujuk “terus ngapain kamu di rumah seharian?? Mau tiduran?? Paling-paling juga ngga betah dan pingin ngabur juga”. Ternyata memang benar bisikan itu. Entah mengapa, hati rasanya tidak enak seandainya hanya stay di rumah walaupun bisa saja diriku mengerjakan sesuatu terkait dengan studi, misalnya, analisis data. Tapi, berdasarkan pengalaman, semua itu bullshit. Pernah suatu ketika ku bawa seabrek kerjaan kampus ke rumah. Namun ternyata, sampai di rumah justru mengerjakan yang lain, facebook-an, chating, nonton youtube, nonton TV atau ngobrol sama housmate. Dan usut punya usut, kondisi seperti ini tidak hanya aku alami. Hampir sebagian besar PhD student mengalaminya. Oleh karena itu, lebih baik ngedeplek alias nongrong di library atau office walaupun terkadang hanya mampu menulis 1 kalimat ataupun hanya membaca, at least tindakan ini lebih baik dari pada bengong dan wasting time ;p.

Tapi sungguh aneh yang kualami beberapa hari ini. Terus kucoba dan kupaksakan untuk membaca dan mencoba menganalisa data namun otak rasanya stuck dan enggan untuk diajak berpikir. Seolah-olah sudah tidak ada energy dan gairah lagi untuk sekedar menyentuh projek risetku. Apakah ini yang disebut sebagai PROCRASTINATION?? Ataukah memang MALAS??? Apakah keduanya sama?? Ataukah berbeda?? Cambridge dictionary, menyebutkan bahwa procrastination is to keep delaying something that must be done, often because it is unpleasant or boring. While laziness is not willing to work or use any effort. Namun, salah satu artikel menyebutkan bahwa laziness is procrastination out of control.

Sepertinya kondisi psikologi ini sungguh menarik karena terkait dengan apa yang kualami saat ini. Kucoba untuk browsing-browsing internet dan akhirnya ku temukan sebuah statement yang menggambarkan kondisi ini dengan beberapa tanda-tanda yang menyertainya. Procrastination dinyatakan "When I get the feeling to do something, I lie down until the feeling goes away". Sedangkan tanda – tanda yang mugkin bisa dikenali meliputi : patah hati karena frustasi (broken by frustration), tak mampu untuk mengejar ketinggalan (unable to catch up), berkaitan dengan depresi (chained by depression) dan terakhir, respon apathetic yang berkelanjutan (sustained by the simple apathetic response), "I don't care anymore". Persis sama dengan apa yang kurasakan kini ;D

Lalu, apa yang menyebabkannya?? Pepatah lama mengatakan [1]: "It is not the size of the tree but the depth of its roots that make it strong." Ada beberapa hal yang memicu timbulnya Procrastination, diantaranya (1) disorganisation—kurang bisa membedakan antara urgensi dan prioritas, forgetfulness (kelupaan); (2) kecemasan ; dan (3) perfeksionis

Dalam workshop yang pernah kuhadiri, Research management - Working Effectively With Your Supervisor, di situ dijelaskan bahwa, semangat student tahun pertama begitu membara layaknya baterai yang baru dicharge. Di tahun kedua, kebosanan akan melanda hingga titik jenuh, baru ditahun ketiga, semangat itu akan bangkit kembali dikarenakan rasa takut yang mungkin juga berlebihan karena dikejar deadline untuk segera mensubmit thesis. Supervisorku pun pernah berpesan, now you are already in the second year. Your condition become worse and it is normal, actually. But you have to remember, 5 months to go you will become extremely unhappy as in the third year you have to write your thesis. In the beginning, it is like hanging your neck in the tight knot and nobody can help you except yourself. However, in the end you will see your hard effort during your doing PhD.

Kondisi procrastination merupakan kondisi yang sangat umum dialami oleh mahasiswa, dalam hal ini tinjaunnya PhD student. Jika kalian pernah membaca komik Piled Higher and Deeper (PhD comic) yang bisa dibaca di http://www.phdcomics.com/comics.php , salah satu halamannya menggambarkan tentang kondisi psikologis para mahasiswa selama masa studi PhD-nya. Kondisi ini seringnya dialami oleh mahasiswa second year (mahasiswa tingkat 2). Bisa dibayangkan memang kebosanan pasti melanda karena dalam tiga sampai emapt tahun ke depan, mahasiswa PhD berkecimpung dalam projek riset yang sama. Yang dikerjain itu-itu saja. Ada yang bilang, do it till bored to death, lakukanlah sampai kamu merasa sungguh amat sangat bosan sekali, kira-kira begitu maknanya. How pathetic and dreadful it is, it’s horrible, isn’t it?? Yah, itulah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi.

Begitu besarnya pengaruh kondisi psikologis ini, beberapa orang-orang ternama pun mengeluarkan quote : Procrastination is the thief of time (Edward Young); You may delay, but time will not (Benjamin Franklin); The two rules of procrastination: 1) Do it today. 2) Tomorrow will be today tomorrow (Author Unknown)

Refeference : http://webhome.idirect.com/~readon/procrast.html

Komentar

  1. hahaha ternyataaa..semua mengalaminyaa dudududu bosen, procrastination, semuanya memang harus diakali dengan seninya masing-masing..hayuklah semangaaaat !!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Khasiat Mengkudu Penangkal Covid-19

Mengkudu ( M. citrifolia ) merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Mengkudu sendiri, sering digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Djauhariya and Rahardjo (2018) mengungkapkan bahwa dalam pengobatan tradisional, mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma, Dalimartha et al. 1992) . Hasil penelitian akhir-akhir ini mengungkapkan bahwa mengkudu dapat digunakan sebagai obat tumor dan kanker. Adanya aktivitas anti tumor dengan model LLC (Lewis lung carcinoma) buah mengkudu, disebabkan oleh adanya aktivitas sistem imun hospes (Hirazumi and Furusawa 1999) . Dilaporkan pula oleh Ediati dkk. (2004), bahwa jus mengkudu (kadar 0,625%) dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit, tetapi tidak mening

Sabun Cuci Piring Charcoal (Arang)

Produk pencuci piring  yang berfungsi untuk membersihkan peralatan  makan dan peralatan  dapur  terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan kenampakan fisik yaitu (1) berbentuk bubuk atau serbuk, (2) bentuk pasta, dan (3) bentuk cairan. Produk dalam bentuk bubuk agak kurang dikenal, produk kedua berbentuk pasta biasa dikenal dengan sabun colek. Sementara itu, produk ketiga sering banyak dipakai. Adanya bentuk pencuci piring berupa cairan menjadikan lebih praktis untuk digunakan menjadikan pencuci piring berbentuk cairan mempunyai nilai lebih dibanding produk pencuci piring lain [1]. Beberapa kendala ibu-ibu rumah tangga pada saat membersihkan peralatan makan maupun peralatan dapur adalah timbulnya bau amis membandel yang menempel di peralatan meskipun sudah dicuci. Selain itu juga sisa lemak membandel yang sulit untuk dibersihkan. Hal lain yang juga membuat ibu-ibu malas untuk mencuci peralatan dapur dan makan adalah bahwa sabun pencuci yang digunakan dapat merusak kulit misalnya tangan