Langsung ke konten utama

Sabun Cuci Piring Charcoal (Arang)


Produk pencuci piring  yang berfungsi untuk membersihkan peralatan makan dan peralatan dapur terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan kenampakan fisik yaitu (1) berbentuk bubuk atau serbuk, (2) bentuk pasta, dan (3) bentuk cairan. Produk dalam bentuk bubuk agak kurang dikenal, produk kedua berbentuk pasta biasa dikenal dengan sabun colek. Sementara itu, produk ketiga sering banyak dipakai. Adanya bentuk pencuci piring berupa cairan menjadikan lebih praktis untuk digunakan menjadikan pencuci piring berbentuk cairan mempunyai nilai lebih dibanding produk pencuci piring lain [1].

Beberapa kendala ibu-ibu rumah tangga pada saat membersihkan peralatan makan maupun peralatan dapur adalah timbulnya bau amis membandel yang menempel di peralatan meskipun sudah dicuci. Selain itu juga sisa lemak membandel yang sulit untuk dibersihkan. Hal lain yang juga membuat ibu-ibu malas untuk mencuci peralatan dapur dan makan adalah bahwa sabun pencuci yang digunakan dapat merusak kulit misalnya tangan menjadi terasa panas, kasar dan kulit tangan pecah-pecah [2]. Oleh karena itu, perlu dibuat formula sabun pencuci peralatan dapur dan makan yang dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapi tersebut. Kandungan sabun pencuci piring tersebut dapat ditambah dengan zat aditif lain seperti aroma buah (contoh jeruk nipis) dan pemanfaatan arang aktif. Produk pencuci piring yang mengandung ekstrak jeruk nipis mampu melunturkan lemak-lemak yang menempel. Bau amis yang mengganggu akan berganti dengan wangi segar jeruk nipis. Sedangkan untuk mencegah noda membandel dan juga tangan panas dan kasar dapat dimanfaatkan zat aditif karbon aktif.

Sekarang ini, marak pemanfaatan karbon aktif sebagai aditif skin care. Beberapa manfaat karbon aktif diantaranya (i) mengurangi kadar minyak pada kulit, (ii) membuat kulit lebih kenyal dan kencang dan (iii) mengobati eksim. Sabun arang menyerap minyak berlebih bersama dengan kotoran dari kulit. Arang memiliki kualitas untuk membuat kulit lebih kencang dan kencang pada kecepatan yang cepat. Sabun dengan kandungan arang aktif juga bisa mengobati luka pada kulit, termasuk mengatasi masalah eksim. Sabun arang juga efektif merawat kulit kering dan pecah-pecah. Hal ini dikarenakan kandungan kalium yang terdapat pada abu dapur dapat menyembuhkan beberapa penyakit kulit [3, 4]. Namun, penting untuk diperhatikan jika arang yang dimaksud di sini bukanlah arang yang biasa digunakan untuk memanggang makanan atau arang bara api, melainkan karbon atau zat arang yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa atau sebuk kayu yang kemudian diaktifkan untuk meningkatkan daya ikatnya terhadap kotoran yang akan diserap. Proses pengaktifan tersebut dilakukan dengan cara merendam zat arang dalam bahan-bahan kimia tertentu atau dapat melalui pemanasan (aktivasi fisika) [5].

Langkah-langkah pembuatan sabun cuci piring charcoal sangat mudah. Berikut ini bahan, alat dan cara membuatnya:

 

Bahan :  1/2 kg sodium lauryl sulfat, 20 mL amfitol, 1/4 kg NaCl, 5g g asam sitrat, 50 g, sodium tripolyphosphat, 50 g sodim benzoat, 100 mL air karbon, 50 mL essence, 50 mL tergitol NP10, 10 mL gliserin, 10 mL pewarna makanan, 5 L akuades

Alat     :  Takaran, pengaduk (mixer), ember 10 L, wadah 1/2 L

 

Cara Membuat :

Ø  Masukkan bahan: sodium lauryl sulfat, amfitol, NaCl, Asam sitrat, sodium tripolyphosphat dan sodim benzoat dalam wadah 10 L (Wadah 1)

Ø  Tambahkan akuades 2 liter, akan timbul reaksi berbusa, tunggu sebentar

Ø  Setelah reaksi busa berhenti, aduk menggunakan pengaduk/mixer hingga rata yang ditandai dengan dihasilkannya larutan putih butek

Ø  Diamkan campuran tersebut selama kurang lebih 1 hari

Ø  Setelah didiamkan selama sehari, larutan akan menjadi bening

Ø  Dalam wadah terpisah, masukkan  air karbon, essence, tergitol NP10, gliserin, pewarna makanan dan 1,5 liter akuades, aduk hingga rata (Wadah 2)

Ø  Air karbon diperoleh dengan cara merendam 5 mL serbuk karbon dalam 250 mL akuades

Ø  Selanjutnya, campuran dalam wadah 2 tersebut dimasukkan ke wadah 1 dan diaduk Kembali

Ø  Sabun cuci piring telah jadi

Ø  Jika terlalu kental, tambahkan akuades 1/2 liter dan aduk Kembali

Daftar Pustaka:

[1] Anonim, Pencuci piring, https://id.wikipedia.org/wiki/Pencuci_piring, diakses pada 1 Februari 2020

[2] Anonim, 10 Rekomendasi Sabun Cuci Piring Terbaik yang Ampuh Bersihkan Minyak (Terbaru Tahun 2020), https://my-best.id/5021, diakses pada 1 februari 2020

[3] https://intisari.grid.id/read/03967544/7-manfaat-sabun-arang-aktif-yang-kini-jadi-incaran-pecinta-skin-care-si-hitam-yang-mencerahkan?page=2, 7 manfaat sabun arang aktif yang kini jadi incaran pecinta “skin care”, si hitam yang mencerahkan, Aulia Dian Permata, 1 November 2018, diakses pada 1 Februari 2020, intisari online

[4] Anonim, Kenali 9 Khasiat Sabun Arang Aktif untuk Perawatan Kulit dan Rambut https://www.jpnn.com/news/kenali-9-khasiat-sabun-arang-aktif-untuk-perawatan-kulit-dan-rambut, diakses pada 1 Februari 2020.

[5]  Risky Candra Swari7 Manfaat Menakjubkan Arang untuk Kecantikan Kulit dan Rambut, https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-arang-untuk-kecantikan/

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fakta dan Khasiat Mengkudu Penangkal Covid-19

Mengkudu ( M. citrifolia ) merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Mengkudu sendiri, sering digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Djauhariya and Rahardjo (2018) mengungkapkan bahwa dalam pengobatan tradisional, mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma, Dalimartha et al. 1992) . Hasil penelitian akhir-akhir ini mengungkapkan bahwa mengkudu dapat digunakan sebagai obat tumor dan kanker. Adanya aktivitas anti tumor dengan model LLC (Lewis lung carcinoma) buah mengkudu, disebabkan oleh adanya aktivitas sistem imun hospes (Hirazumi and Furusawa 1999) . Dilaporkan pula oleh Ediati dkk. (2004), bahwa jus mengkudu (kadar 0,625%) dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit, tetapi tidak mening

Procrastination

Sudah beberapa hari ini diriku merasa malas untuk ke kampus. Walaupun demikian, setiap pukul 8.30 diriku sudah ready di bus stop menunggu STAGECOACH dengan no. 40 dan 39 jurusan kampus tercinta, Newcastle University. Dalam hati, ketika niatan untuk tidak ngampus datang, si setan putih membujuk “terus ngapain kamu di rumah seharian?? Mau tiduran?? Paling-paling juga ngga betah dan pingin ngabur juga”. Ternyata memang benar bisikan itu. Entah mengapa, hati rasanya tidak enak seandainya hanya stay di rumah walaupun bisa saja diriku mengerjakan sesuatu terkait dengan studi, misalnya, analisis data. Tapi, berdasarkan pengalaman, semua itu bullshit . Pernah suatu ketika ku bawa seabrek kerjaan kampus ke rumah. Namun ternyata, sampai di rumah justru mengerjakan yang lain, facebook-an, chating, nonton youtube, nonton TV atau ngobrol sama housmate. Dan usut punya usut, kondisi seperti ini tidak hanya aku alami. Hampir sebagian besar PhD student mengalaminya. Oleh karena itu, lebih baik nged