Langsung ke konten utama

Fakta dan Khasiat Mengkudu Penangkal Covid-19

Mengkudu (M. citrifolia) merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Mengkudu sendiri, sering digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Djauhariya and Rahardjo (2018) mengungkapkan bahwa dalam pengobatan tradisional, mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma, Dalimartha et al. 1992). Hasil penelitian akhir-akhir ini mengungkapkan bahwa mengkudu dapat digunakan sebagai obat tumor dan kanker. Adanya aktivitas anti tumor dengan model LLC (Lewis lung carcinoma) buah mengkudu, disebabkan oleh adanya aktivitas sistem imun hospes (Hirazumi and Furusawa 1999). Dilaporkan pula oleh Ediati dkk. (2004), bahwa jus mengkudu (kadar 0,625%) dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit, tetapi tidak meningkatkan jumlah antibodi dalam kultur yang diberi vaksin hepatitis A. Dari penelitian tentang senyawa yang terdapat dalam buah mengkudu (Iglesias, 2005), skopoletin dapat digunakan untuk anti-artritis (anti-inflamasi), prokseronin yang dalam tubuh membebaskan kseronin, dapat memperbaiki kerusakan sel (Sasmito, Yuniarti et al. 2008). Bahkan, baru-baru ini ramai kabar sejumlah pasien yang mengklaim sembuh setelah mengonsumsi jus mengkudu. Minuman yang dimaksud ialah Trasdar Jus C-19 yang dibuat dari olahan sari pati buah mengkudu.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, mengkudu (Morinda citrifolia) memang  diketahui  mempunyai aktivitas  imunomodulator. Imunomodulator merupakan istilah yang diberikan pada suatu bahan yang dapat mempengaruhi sistem imun tubuh, sehingga mampu melawan serangan antigen (Zumrotul, 2013). Namun fakta tersebut tidak dapat dijadikan acuan untuk menyatakan bahwa buah mengkudu bisa disebut sebagai antivirus Covid-19.

Dikutip dari suara.com, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Dr. Inggrid Tania meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan testimoni dan klaim yang diberikan. Ia mengatakan bahwa butuh penelitian yang jelas sebelum mengklaim efektivitas sebuah produk, termasuk minuman herbal.

"Tetapi kalau dikatakan antivirus belum bisa, misal belum bisa dikatakan bisa menyembuhkan SARS-Cov2, tapi secara teori sebelum nya itu sangat mungkin karena sudah ada khasiat sebagai peningkat imunitas dan pereda demam dan bantuk. Tetapi kalau peraturan tidak boleh diklaim obat Covid-19," kata Inggrid saat dihubungi Suara.com, Kamis, (23/7/2020).

Maka memang bisa dikatakan bahwa mengkonsumsi mengkudu dapat membantu penyembuhan Covid-19 dikarenakan kemampuannya untuk meningkatkan imun tubuh namun belum bisa dikatakan sebagai obat antivirus Covid-19. Seperti yang telah diimbau oleh Kementerian Kesehatan Indonesia agar masyarakat Indonesia senantiasa menjalankan hidup bersih (higienis) serta selalu menjaga daya tahan tubuh untuk mencegah virus korona dikarenakan vaksin virus Covid-19 belum ditemukan sampai saat ini.

Dikutip dari alodokter.com, meski sebagian hasil penelitian menunjukkan bahwa mengkudu memiliki berbagai manfaat seperti yang telah disebutkan di atas, namun bukan berarti dapat menggantikan pengobatan yang diberikan oleh dokter.


Referensi:

Alodokter.com. (2018, 21 Maret). Manfaat Buah Mengkudu. Diakses pada 26 Juli 2020, dari https://www.alodokter.com/khasiat-buah-mengkudu-masih-diragukan

Djauhariya, E. and M. Rahardjo (2018). "Karakterisasi morfologi dan mutu buah mengkudu."

Ediati S., Sri Mulyaningsih, dan  Fajar Novianharti, 2004, Uji  Aktivitas Imunostimulator Jus buah  Mengkudu  (Morinda citrifolia L.)              terhadap Vaksin hepatitis A  secara  in vitro,  Prosiding,  Seminar  Nasional  dan  Pra Kongres  PBBMI, ISBN 979-96008-1-2

Hirazumi, A. and E. Furusawa (1999). "An immunomodulatory polysaccharide‐rich substance from the fruit juice of Morinda citrifolia (noni) with antitumour activity." Phytotherapy Research 13(5): 380-387.

Iglesias, C., 2005,  World Data Research Center, yang diakses dari CubaNow.net,             www.wdrc.cubaresearch.inf    

Sasmito, E., et al. (2008). "Mekanisme imunomodulator ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada mencit Balb/c yang diinduksi vaksin Hepatitis B." MOT 13: 43.

Wijayakusuma, H., et al. (1992). "Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid IV." Pustaka Kartini, Anggota IKAPI.

Zumrotul, M. (2013). "Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Meningkatkan Respon Imun Mencit (Mus musculus) Terhadap Infeksi Bakteri Staphylococcus aureus." Journal of Health Sciences 6(2).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAINS DIBALIK NIKMATNYA MINUMAN VIRAL DALGONA COFFEE

Sejak adanya pandemic covid-19, sebagian besar orang harus work from home dan anak-anak harus learn from home. Mulanya tentu saja terasa menyenangkan bagi sebagian orang karena tidak perlu ke kantor dan bisa bercengkerama dengan keluarga. Namun, lama-lama kondisi ini menimbulkan rasa kebosanan yang amat sangat karena tidak bisa kemana-mana dan yang dikerjakan itu-itu saja. Akibatnya, mereka berani mencoba sesuatu yang baru untuk meredakan rasa bosan tersebut. Ingatkan viralnya “dalgona coffee?”. Nah, itu salah satu kreatifitas yang muncul di tengah kebosanan ini. Tapi, tahu ga sains dibalik minuman yang lagi viral itu? Mengapa kopi bisa menimbulkan busa? Mengapa tidak semua kopi bisa digunakan? Mengapa dengan penambahan gula, busa kopi lebih tahan lama? Bisakah gula diganti dengan zat lain untuk menstabilkan busa? Dalgona coffee pertama kali dikenal di Korea Selatan berupa permen dalgona dengan nama ppopgi . [1] Komposisi dalgona coffee berupa 3 komponen utama meliputi kopi instan, gu...

BERBAGAI JENIS SAJIAN MINUMAN KOPI

Salah satu minuman yang terkenal di dunia adalah kopi. Sebelum dapat dinikmati dengan diseduh, biji kopi harus disangrai terlebih dahulu dan diolah menjadi bubuk halus hingga kemudian dapat dinikmati sebagai minuman. Buah kopi memiliki nilai komersil, ada sekitar 25 macam kopi yang terkenal dalam bidang ini, namun masyarakat di dunia paling mengenal kopi dengan 4 macam secara umum yaitu kopi arabika, robusta, liberika, dan ekselsa. Kopi robusta dan arabika terkenal memiliki nilai yang ekonomis serta diperjualbelikan secara komersil. Sedangkan untuk kopi liberika dan ekselsa tidak demikian (Rahardjo 2017) . Masing – masing jenis kopi tersebut memiliki cara sendiri untuk diolah dan disajikan. Meskipun berbahan dasar yang sama, namun cara kopi diolah dengan teknik yang berbeda akan memberikan rasa yang khas pada setiap kopi dengan cara pengolahan yang berbeda (Sasamecoffee.com, 2020). Kebanyakan coffee shop memiliki mesin espresso sebagai senjata utama untuk membuat kopi. Berikut me...