Kambing dan domba merupakan dua jenis
ruminansia kecil yang berbeda sifat biologisnya. Kambing dewasa terdapat
janggut pada dagu terutama jantan dan pangkal ekornya mengeluarkan kelenjar
“bandot” dengan bau yang khas, sedangkan domba tidak demikian. Tengkorak domba
mempunyai tulang air mata dan didekat kotak matanya terdapat kelenjar
praeorbital, sedangkan pada tengkorak kambing tidak ada.
Perbedaan kambing dan domba juga
diperlihatkan dalam tabel berikut :
Domba |
Kambing |
Mempunyai
kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata |
Tidak
punya |
Di
celah antara kedua bilah kuku keluar sekresi yang berbau khas di saat
berjalan |
Tidak
punya |
Tanduk
berpenampang segitiga dan tumbuh melilit |
Tanduk
berpenampang bulat dan tumbuh lurus |
Bulu
tebal dan ikal, sangat baik sebagai bahan wol |
Bulu
tipis dan lurus, tidak dapat dimanfaatkan |
Domba
jantan tidak berbau prengus |
Kambing
jantan mempunyai kelenjar bau yang sangat mencolok (prengus) |
Ekor
domba umumnya terkulai |
Ekor
kambing umumnya mengarah keatas |
Jumlah
kromosom 56 |
Jumlah
kromosom 60 |
Pakan
utama rerumputan |
Pakan
utama dedaunan |
Berkelompok |
Soliter |
Daun
telinga ramping (kecil-sedang) |
Daun
telinga pendek-panjang |
(Mulyono 2011, Setiawan and Farm 2011)
Adapun perbedaan sifat biologis kambing dan domba ditunjukkan pada tabel berikut:
Sifat
Biologis |
Domba |
Kambing |
Siklus
berahi |
17
hari |
14-21
hari |
Lama
berahi |
30
jam (3-72 jam) |
24-36
jam |
Berahi
Pertama |
Umur
8-10 bulan |
Umur
10-12 bulan |
Perkawinan
I |
Umur
18 bulan |
Umur
10-12 bulan |
Perkawinan
II |
Umur
34 bulan |
Umur
24 bulan |
Lama
bunting |
141-159
hari |
147
hari |
Interval
beranak |
7-8
bulan sekali |
7-8
bulan sekali |
Jumlah
anak |
1-4 ekor |
1-3
ekor |
Berat
lahir (Tunggal) |
1-4
kg |
3-5
kg |
Pertumbuhan
normal |
14-24
bulan |
Umur
18-20 bulan |
Dewasa
tubuh |
Umur
18-24 bulan |
Umur
18-20 bulan |
Umur
disapih |
5-6
bulan |
4
bulan |
Kebiasaan
merumput |
Pagi
dan sore |
Sepanjang
hari |
Sifat
bergerombol |
besar |
kurang |
Adaptasi |
0-1,000
m dpl |
Puncak
pegunungan |
Berat
karkas |
8,7
kg (ekor kurus) 11,3
kg (ekor gemuk) |
9,7
kg (kambing kacang) 11,8
kg (Peranakan) |
Berat
hidup |
18,8
kg (ekor kurus) 23,9
kg (ekor gemuk) |
21,14
kg (kambing kacang) 25,2
kg (Peranakan) |
(Sarwono 1991)
Perbedaan lainnya dari kambing dan domba
adalah dalam hal asupan pakan. Kambing dapat makan apa saja, bahkan jika tidak
dikendalikan dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan. Tanaman di kebun bisa
dimakan dan dirusak oleh kambing, terutama saat sedang kelaparan. Bahkan,
tanaman yang difungsikan sebagai pagar pun dapat dirusak oleh kambing. Hal ini
berbeda dengan domba yang memiliki kemampuan makan lebih rendah. Kambing juga
dapat mencapai dedaunan yang tinggi. Namun, kambing menyukai pakan yang
beragam, sehingga tidak dapat tumbuh dengan baik jika terus diberikan pakan
yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Kambing juga memiliki kemampuan untuk
membedakan rasa pahit, manis, asin dan asam. Bahkan kambing memiliki toleransi
yang tinggi terhadap rasa pahit dibandingkan dengan sapi. Kambing memiliki kemampuan
mengolah serat dan mencerna selulosa lebih tinggi dibandingkan domba dan sapi.
Domba juga memiliki kelebihan, domba
diketahui lebih tahan penyakit dibanding kambing. Daging domba juga lebih empuk
dan tidak berbau prengus. Selain itu, tingkat stress domba lebih rendah
dibandingkan kambing. Daya adaptasi domba juga lebih tinggi (Setiawan and Farm 2011).
Referensi
:
Mulyono, S.
(2011). Teknik pembibitan kambing dan domba, Penebar Swadaya Grup.
Sarwono,
B. (1991). Beternak kambing unggul, Niaga Swadaya.
Setiawan,
B. S. and M. Farm (2011). Beternak Domba & Kambing, AgroMedia.
Komentar
Posting Komentar