Langsung ke konten utama

POTENSI SAMPAH PLASTIK

Sampah adalah sisa pakai dari kemanfaatan yang digunakan oleh kebutuhan manusia. Seringkali masyarakat menganggap sampah tidak memiliki manfaat, tidak bernilai dan juga merusak keindahan lingkungan (Mohamad Satori, Reni Amarani, Dewi Shofi, 2010).

Kegiatan pembuangan sampah tidak memiliki akhir yang pasti, sehingga sampah memerlukan penanganan dan pengelolaan yang sistematis dan konkrit (Lilis Sulistyorini, 2005). Ini dikarenakan sampah seringkali menimbulkan dampak berupa permasalahan yang sangat mempengaruhi kesehatan, lingkungan dan juga kehidupan sosial masyarakat. Masalah yang paling sering disebabkan oleh sampah salah satunya adalah bencana banjir yang disetiap tahunnya menjadi permasalahan wilayah perkotaan. Sehingga, saat ini penanganan yang  tepat dan strategis terhadap pengelolaan sampah khususnya sampah plastik sangat diperlukan (Hayat and Zayadi 2018).

Cara mudah, aman dan tepat untuk mengatasi masalah sampah yaitu kurangi (reduce), gunakan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle) atau yang dikenal dengan Prinsip 3R. Prinsip 3R telah dijadikan sebagai pedoman dalam upaya mengurangi populasi sampah, khusunya sampah rumahan. Reduce adalah mengurangi dalam hal menggunakan barang dengan cara menghindari membeli barang yang bisa menghasilkan banyak sampah dan tidak dapat didaur ulang, atau bisa juga dengan mengurangi pemakaian kantong plastik. Reuse adalah penggunaan sampah hasil dari kegiatan pertama kemudian digunakan kembali untuk kegiatan berikutnya. Recycle adalah usaha mengolah barang bekas diubah menjadi barang baru bermanfaat serta layak untuk dipakai (Lestari, Indriastuti et al. 2019).

Konsep 3R untuk mengelola sampah sebenarnya tidak sulit untuk dilaksanakan, contohnya adalah yang dilaksanakan oleh Iswanto di Paguyuban Sukunan Bersemi, Yogyakarta yaitu dengan membagi sampah menjadi sampah organik, sampah anorganik dan juga sampah plastik. Sampah organik diolah mandiri dirumah masing – masing menjadi pupuk kompos, sampah plastik diolah menjadi berbagai kreasi kerajinan, sedangkan sampah anorganik diserahkan pada pengepul untuk dapat diproses kembali. Sistem ini berhasil dijalankan tentunya dikarenakan niat, kekompakan, dan juga motivasi dari Tim Pengelola Sampah dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat Sukunan. Jika tidak ada kerjasama maupun penerimaan yang baik, tentunya sistem ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. 4 prinsip yang digunakan dalam menjalankan konsep ini yaitu dikelola secara mandiri oleh masyarakat (mandiri), menghasilkan sesuatu yang bernilai (produktif), dapat mengatasi permasalahan sampah (komprehensif), serta tidak mencemari lingkungan (ramah lingkungan) (Pamungkas, 2006).

Sebagai produk kreatif, kreasi dari sampah plastik memiliki daya jual yang dapat menguntungkan untuk diperjual belikan. Secara umum, bisnis kreasi sampah plastik dapat dibagi menjadi 2 macam bisnis, yaitu bisnis produk juga bisnis jasa. Dari sisi produk, bisnis dari kreasi sampah plastik ini dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai komersial yang tetunya menjanjikan secara finansial.

Berikut merupakan matrik sederhana dalam bisnis kreasi sampah plastik yang disajikan dalam tabel dibawah ini:

Produk

Jasa

Setengah Jadi

Siap Jual

Workshop

Pelatihan

Seminar

Bahan pembuatan produk jadi

Tas, dompet, keranjang, tempat pensil, tempat koran, alas kursi, tas laptop

Membuat dompet, tas, keranjang, tempat pensil, tempat Koran, alas kursi, tas laptop

 

Bagaimana membuat business plan bisnis kreasi sampah plastik, pengelolaan usaha

 

Bisnis, pemasaran, dan inovasi produk ramah lingkungan. Peran pemerintah dalam mendukung bisnis ramah lingkungan

(Putra and Yuriandala 2010)

Kita juga dapat berkreasi membuat kerajinan dari sampah plastik yang memiliki nilai jual tinggi tanpa harus dileburkan sebelumnya. Sampah plastik dapat diolah dengan cara lembaran plastik digabungkan untuk kemudian dijadikan bahan dasar, bisa melalui menjahit maupun dengan ditempelkan pada material lain.

Bungkus plastik beralumunium foil yang digunakan sebagai bahan baku produksi karya kerajinan dari sampah plastik memiliki kelebihan sebagai berikut:

1.     Kuat. Pembungkus produk yang digunakan untuk membungkus makanan dan minuman instan tentunya telah didesain oleh produsen cukup kuat sebagai pelindng produk yang terdapat didalamnya. Selain itu, untuk plastik bisa terurai secara sempurna perlu sekitar 80-300 tahun lamanya.

2.     Water resistant. Produsen merancang kemasan plastik sebagai pelindung produk didalamnya dari air maupun udara sehingga anti air supaya air dan udara tiddak dapat mesuk dan produk didalamnya akan awet.

3.     Desain menarik. Ketika suatu produk dijual kepasaran, tentu produsen akan mengemasnya dengan menarik supaya produknya disukai dan banyak dibeli oleh pembeli. Karena membuat first impression yang baik sangatlah penting, ketika kita berbelanja biasanya kita pertama kali akan tertuju pada tampilan yang bagus dan menarik.

4.     Ekonomis. Sebagai barang buangan dari produk sekali paki, plastik selalu diabaikan karena tidak berguna dan tidak bernilai. Bahkan, kita dapat memperoleh sampah plastik secara gratis.

5.     Ringan.

6.     Mudah dibentuk atau dilipat (Lentur). Sampah plastik memiliki sifat yang lentur  sehinga dapat plastik dapat dimanfaatkan sama halnya dengan kain ataupun kertas.

Maka dapat disimpulkan bahwa plastik bisa digunakan sebagaimana kain ataupun kertas untuk karya kerajinan. Pengolahan plastik tentunya dapat dilakukan dengan cara yang hampir mirip dengan kain. Plastik dapat dijahit, dipotong bahkan disambung kembali. Plastik juga dapat diolah dengan melipatnya dan menjepitnya menggunakan aksesoris dari metal, atau bisa mengkombinasikannya dengan berbagai material lain (Putra and Yuriandala 2010).

 

 

Referensi:

Hayat, H. and H. Zayadi (2018). "Model Inovasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga." JU-ke (Jurnal Ketahanan Pangan) 2(2): 131-141.

Lestari, T., et al. (2019). "LENTERA: INOVASI PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK DI INDONESIA."

Putra, H. P. and Y. Yuriandala (2010). "Studi pemanfaatan sampah plastik menjadi produk dan jasa kreatif." Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan 2(1): 21-31.

 Satori, Mohamad, Amarani, Reni, Shofi, Dewi. 2010. Pendampingan Usaha Masyarakat dalam Memanfaatkan Sampah Di Desa Manis Lor Kabupaten Kuningan. Prosiding SNaPP Edisi Eksakta. ISBN: 2089.3582. Bandung: Universitas Islam Bandung. Hal. 150-179.

Sulistyorini, Lilis. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2005. Hal. 77-84. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabun Cuci Piring Charcoal (Arang)

Produk pencuci piring  yang berfungsi untuk membersihkan peralatan  makan dan peralatan  dapur  terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan kenampakan fisik yaitu (1) berbentuk bubuk atau serbuk, (2) bentuk pasta, dan (3) bentuk cairan. Produk dalam bentuk bubuk agak kurang dikenal, produk kedua berbentuk pasta biasa dikenal dengan sabun colek. Sementara itu, produk ketiga sering banyak dipakai. Adanya bentuk pencuci piring berupa cairan menjadikan lebih praktis untuk digunakan menjadikan pencuci piring berbentuk cairan mempunyai nilai lebih dibanding produk pencuci piring lain [1]. Beberapa kendala ibu-ibu rumah tangga pada saat membersihkan peralatan makan maupun peralatan dapur adalah timbulnya bau amis membandel yang menempel di peralatan meskipun sudah dicuci. Selain itu juga sisa lemak membandel yang sulit untuk dibersihkan. Hal lain yang juga membuat ibu-ibu malas untuk mencuci peralatan dapur dan makan adalah bahwa sabun pencuci yang digunakan dapat merusak kul...

BERBAGAI JENIS SAJIAN MINUMAN KOPI

Salah satu minuman yang terkenal di dunia adalah kopi. Sebelum dapat dinikmati dengan diseduh, biji kopi harus disangrai terlebih dahulu dan diolah menjadi bubuk halus hingga kemudian dapat dinikmati sebagai minuman. Buah kopi memiliki nilai komersil, ada sekitar 25 macam kopi yang terkenal dalam bidang ini, namun masyarakat di dunia paling mengenal kopi dengan 4 macam secara umum yaitu kopi arabika, robusta, liberika, dan ekselsa. Kopi robusta dan arabika terkenal memiliki nilai yang ekonomis serta diperjualbelikan secara komersil. Sedangkan untuk kopi liberika dan ekselsa tidak demikian (Rahardjo 2017) . Masing – masing jenis kopi tersebut memiliki cara sendiri untuk diolah dan disajikan. Meskipun berbahan dasar yang sama, namun cara kopi diolah dengan teknik yang berbeda akan memberikan rasa yang khas pada setiap kopi dengan cara pengolahan yang berbeda (Sasamecoffee.com, 2020). Kebanyakan coffee shop memiliki mesin espresso sebagai senjata utama untuk membuat kopi. Berikut me...